Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Blogging: Niche dan Passion

Foto: Canva  "Duh apa ya topik dan tema blognya?" Pertanyaan ini terus saja muncul setiap kali membuka laman blog. Seharusnya menulis ya menulis saja, batinku juga. Namun, asal menulis juga sepertinya tidak baik. Sebenarnya memang sejak lama saya ingin fokus menulis tentang literasi, pendidikan dan apapun tentang human interest. Terpikirkan juga untuk membuat fokus itu menjadi niche dari blog pribadiku. Namun sesungguhnya apa niche itu dan kenapa penting akan saya coba ulas.  Evolusi Makna Niche Selama ini saya memang sudah lama mendengar dan membaca beragam definisi dari kata niche. Kebanyakan memang berbicara secara umum bahwa niche terkait dengan topik yang diminati dan dapat memiliki nilai ekonomis. Namun, rasanya ada yang kurang ketika kata itu sering digunakan tanpa mengetahui akar kata, atau sejarah kemunculan katanya. Rasa penasaran itu berujung pada sebuah artikel yang menyebutkan bahwa istilah niche semula digunakan di bidang ekologi dan penemunya bern

Berbagi Ilmu, Berpenghasilan Kemudian

Foto: Dokumentasi Pribadi Awal tahun ini sempat ada keriuhan di dunia maya tentang umur blog di 2023. Kebanyakan orang menduga dengan dinamika dunia maya yang sangat cepat, bahkan cenderung di luar dugaan, blogging akan segera mati. Dugaan ini bisa jadi disebabkan kecenderungan orang-orang untuk mendapatkan informasi melalui media sosial,video atau siniar. Namun banyak pihak juga yang meragukan bahkan menolak anggapan ini, salah satunya seperti yang ditulis oleh Martina Bretous. Pendek kata, dia mewawancarai sepuluh orang pakar di bidang marketing yang semuanya sepakat tentang satu hal. Meski blogging mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, penggunaannya masih sangat efektif atau setidaknya berdampak pada citra suatu layanan atau produk. Dengan begitu dalam dunia marketing, blogging masih diperlukan untuk penjelasan naratif tentang suatu layanan atau produk yang ditawarkan. Lalu, sebagai seorang pengguna biasa, apakah blogging masih penting bahkan berdampak terhadap diri d

Membuat Kenangan Di Museum Geologi

Foto: Dokumentasi Pribadi Dua hari lalu adalah H-2 kepergian kami dari tanah kelahiran menuju tanah rantau, untuk bersama dengan suami/ayah di Kalimantan. Segala jenis emosi muncul bergantian kami rasakan. Akhirnya kami putuskan untuk pergi berjalan-jalan ke beberapa tempat.  Tempat yang kami kunjungi adalah Museum Geologi. Jarak dari rumah kami tepat hanya 1.0km. Salah satu museum yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun internasional, mulai dari anak-anak sekolah sampai orang dewasa yang magang kerja.  Museum, Alternatif Liburan Murah Di Bandung sudah banyak tempat wisata alternatif dan harganya terjangkau. Mulai dari kawasan Bandung Selatan sampai Bandung Timur, bahkan belakangan ada beberapa tempat wisata yang ramah anak. Di tengah kota Bandung sendiri banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi seperti taman, galeri, dan museum.  Hal yang perlu dipertimbangkan justru adalah waktu kunjungan dan jarak. Ketika mengunjungi tempat-tempat wisata di hari libur, biasanya

Memilih Menjadi Blogger, Kenapa Tidak?

Dorongan untuk menjadi penulis, khususnya blogging, sebenarnya sudah ada sejak 2006. Tentunya ada semangat yang menggebu-gebu di awal-awal menulis di blog, tetapi seiring kegiatan yang mulai padat rasanya kewalahan untuk menulis. 2008 sepertinya tahun terakhir aku menulis di blog tersebut. Akhirnya, blog pertama itu menghilang entah kemana bersamaan dengan tidak aktifnya alamat surat elektronik yang kupakai. Beberapa tahun kemudian, 2013, aku mulai membuat lagi akun blog kedua. Tujuannya adalah melatih kembali kemampuanku dalam menulis populer. Menulis sebuah gagasan dengan gaya santai, ringan dan mengalir adalah salah satu keterampilan yang perlu terus kulatih. Meski terkesan klise, menulis menjadi sebuah keharusan sekaligus kebutuhan untuk mencurahkan keriuhan di kepala. Namun, sayangnya blog ini pun terpaksa harus hiatus karena kesibukan di kampus yang makin hari makin padat. Fokus menulisku kembali ke gaya formal dan sangat ilmiah sesuai bidang ilmu yang kugeluti.  Sesekali aku mas

Bercita-cita Menjadi Guru Seperti Edo

Foto: letsreadasia.org Edo tinggal di salah satu kampung di Papua Barat. Dia beruntung bisa bersekolah dan kedua orangtuanya bermatapencaharian sebagai petani coklat juga pedagang sayuran. Berbeda dengan Tinus, teman Edo, yang tidak bisa bersekolah. Kampung tempat Tinus tinggal memang memiliki sebuah sekolah, tetapi tidak ada guru yang mengajar. Mama Edo menyebutkan tidak ada guru yang betah tinggal di kampung Tinus.  Bapak Edo bercerita kampung Tinus itu jauh, tidak ada jalan raya dan semua orang harus melewati hutan. Bagi Edo, tidak ada guru membuat anak-anak tidak bisa belajar dan pintar. Dia lalu bertekad untuk menjadi seorang guru untuk mengajar anak-anak. Kedua orang tuanya sangat bangga dengan cita-cita Edo dan berjanji sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Kisah Edo ini adalah salah satu cerita yang diterbitkan oleh UNICEF dan berjudul Edo Ingin Menjadi Guru. Sebuah kisah karya Rafri Kirihio yang memberikan gambaran tentang kondisi masyarakat di Indonesia bagian Timur