Si Tikus Musikus ini bertugas juga memandu kita sebagai pembaca dalam petualangan menemui para anggota orkestra. Dia mengajak pembaca berpetualang ke pekarangan belakang rumah, ke hutan tropis, Savana, bahkan ke kedalaman laut. Artinya di sini, tikus menjadi sosok yang berkelas, berbakat, berpengetahuan dan cerdas.
Rayya juga suka sekali dengan pakaian Mickey Mouse-nya yang meski sudah kekecilan tetap saja ingin dipakainya. Dia bilang Tikus Musikus dan Mickey Mouse itu lucu. Sampai satu waktu dia melihat wujud tikus secara langsung. Reaksinya antara terkejut, penasaran, takut dan berujung menangis. Mungkin karena tikus yang dilihatnya tidak sesuai dengan gambaran di benaknya.
Pertanyaan yang dia sampaikan kemudian adalah "Mama, kenapa tikusnya jelek ngga kaya Tikus Musikus sama Mickey Mouse?" Jawabannya bisa jadi sangat sederhana seperti "Tikus Musikus dan Mickey Mouse kan gambar aja, bohongan." Tapi ini tidak akan memuaskan rasa penasarannya. PR untukku, dan aku menjawab "Kenapa ya? Nanti Mama cari tahu dulu ya. Kalau sudah tau, Mama kasih tau."
Aku putuskan untuk mencari tahu sebenarnya apa jenis tikus yang dijadikan referensi kedua tokoh ini. Tapi pertanyaan lain malah muncul di benakku seperti "Kenapa si Tikus Musikus ini mengingatkan pada Desperaux dari The Tale of Desperaux?", "Kenapa cerita anak dari sastra anak dunia banyak memunculkan tokoh seekor tikus?" dan "Apa yang membuat tikus dianggap mampu merepresentasikan sosok manusia?"
Margaret Blount memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku. Menurutnya ukuran tikus yang kecil, banyak dan selalu bersembunyi seringkali dianggap lucu karena bulunya yang halus. Populasinya yang banyak memudahkan kita untuk bisa membayangkan mereka sebagai anggota dari sistem sosial mereka yang mirip dengan masyarakat kita.
Dalam karya sastra Barat, tikus memang memiliki banyak peran mulai dari Aesop's Fables,Stuart Little, tokoh-tokoh pada buku Beatrix Potter, dan tokoh populer seperti Mickey Mouse. Pada karya C.S. Lewis, tikus adalah ras pejuang dan paling pemberani, bahkan satu-satunya ras yang mendapatkan alur cerita rasnya sendiri. Selain itu, tikus digunakan seperti alegori untuk mendapatkan kebenaran tentang masa muda. Bukan hanya karena tikus berukuran kecil dan imut, tetapi juga tikus adalah makhluk yang paling tidak cocok dan seringkali tidak berdaya di tangan makhluk besar di sekitar mereka.
Bukankah di kehidupan nyata juga seringkali anak-anak dikucilkan dari dunia orang dewasa? Mungkin bagi anak-anak, mereka seperti tokoh Desperaux, makhluk kecil yang lembut dengan telinga raksasa, berusaha untuk berjuang dan menguasai dunia besar di sekelilingnya. Atau seperti Stuart Little yang harus menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya.
Duh, Nak, mama mu ini malah masyuk dengan pikiran dan pertanyaannya sendiri. Baiklah tunggu ya, mama masih mencari jawaban dari pertanyaanmu.
Komentar
Posting Komentar