Langsung ke konten utama

3 Strategi Membaca Aktif Novel/Cerpen

Foto: Thought Catalag via Unsplash

Selama ini kita membaca novel dan cerpen hanya untuk refreshing, kan?

Tetapi ketika kita menjadi seorang mahasiswa bahasa dan sastra, seringkali merasa tidak lagi bisa membacanya seperti biasa. Apalagi kita harus membuat tanggapan soal hasil baca kamu. Nah sebenarnya membaca karya sastra adalah suatu keharusan ya untuk para mahasiswa baru di jurusan sastra. 

Membaca tetiba saja menjadi melelahkan padahal baru beberapa halaman. Memang sih dalam membaca karya sastra ini akan membutuhkan beberapa usaha. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah dengan melakukan metode membaca aktif alias active reading.

Maksudnya, kita disarankan untuk membuat banyak catatan selama membaca. Seringkali cara ini sangat membantu ketika kita harus menulis tentang suatu topik atau isu dari karya itu. Dengan metode ini kita pun belajar menafsirkan teks dan mengatur setiap gagasan yang muncul pada saat membaca.

Ilustrasi strategi membaca efektif (Foto: Russ Ward via Unsplash)


Terkait, metode ini ada tiga strategi yang bisa kita gunakan agar kita dapat menjadi pembaca yang efektif. Pertama, kita bisa melakukan previewing alias pratinjau. Sederhananya, pratinjau ini melihat sebuah karya berdasar informasi fisik seperti judulnya, format penulisan, kapitalisasi, huruf miring untuk mengenali bahasa asing lain yang digunakan, dan tanda baca. Dengan melakukan strategi ini, kita pun mengidentifikasi gaya penulisan dan dan kekhasan dari karya itu.

Kedua, highlighting atau menyoroti. Kita tentunya sering memberi penanda pada kalimat dengan menggunakan penandawarna atau highlighter merek Stabilo atau lainnya. Meski terkesan mudah, menyorot tulisan penting bisa sedikit membingungkan bagi beberapa orang. Bagian yang biasanya diberi penandawarna adalah istilah-istilah penting, penjelasan atau keterkaitan antar gagasan. Pembahasan lebih rinci tentang ini bisa dilihat pada tulisan ini.

Dan terakhir, annotating atau menganotasi. Sebenarnya kita pasti tanpa sadar sudah melakukan strategi seperti ini yaitu menulis pada bagian kosong di bagian marjin halaman. Catatan yang sebaiknya ditulis adalah definisi kata-kata baru, identifikasi gagasan, gaya bahasa, atau ringkasan pemahaman kita. Selain itu, kita bisa menulis segala kemungkinan atau dugaan kita terhadap gagasan atau gambar yang ada. 

Strategi-strategi ini bisa kita gunakan bersamaan lho tergantung pada bagaimana kita membaca dan merespons karya yang sedang dibaca. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahasia Unggul Keterampilan Literasi Untuk Manusia Modern

The Purpose of learning is growth, and our minds, unlike our bodies, can continue growing as we continue to live. (Mortimer Adler) Menjelang akhir tahun 2023, Mendikbudristek Nadiem Makariem menyampaikan skor pencapaian kemampuan membaca Indonesia di tahun 2022. Indonesia mendapat skor 359 poin dalam penilaian  Programme for International Student Assessment  (PISA) itu. Goodstats menyebutkan bahwa angka ini justru terendah sejak 2000, sebab Indonesia pernah mencapai skor 402 di 2009. Tahun 2018 saja Indonesia mendapat skor 371 poin untuk kemampuan membaca. Memang sih banyak faktor penyebab yang bisa membuat skor ini anjlok. Salah satunya bisa jadi karena penilaian ini dilakukan ketika kita sedang ada dalam kondisi pandemi Covid-19 sehingga kegiatan pembelajaran menjadi tidak maksimal. Meski sebetulnya ini juga bisa disiasati dengan kegiatan dan proses pembelajaran di rumah bersama orang tua. Sayangnya memang kondisi di lapangan tidak ideal dan jauh dari harapan, apalagi ketika sekolah

Pentingnya Warna pada Ilustrasi Buku Anak

Sumber: mandira.id Pernahkah kita bertanya "Kenapa buku anak-anak selalu penuh warna?" Bahkan, sebagai orang dewasa, seringkali kita tertarik dengan sampul-sampul buku yang berwarna-warni. Faktanya, berdasarkan penelitian, warna memang bisa merangsang kecerdasan dan literasi pada anak.  Peneliti menyebutkan anak-anak lebih mampu mengklasifikasikan dan mengembangkan konsep-konsep tertentu di dunia nyata berdasarkan warna ketimbang bentuk dan fungsi suatu objek. Mereka dapat memahami makna simbolis dan disepakati secara universal. Misalnya ketika mereka melihat tiga warna pada rambu lalu lintas. Semua orang, secara konvensional, menyepakati bahwa lampu merah menandakan berhenti, kuning menandakan hati-hati, dan hijau menandakan jalan. Konvensi ini muncul karena manusia dengan penglihatan warna normal, tidak buta warna, bisa membedakan lebih dari enam juta warna. Artinya pengenalan visual warna bisa dilakukan sejak dini, alias ketika masih bayi. Meski begitu, sistem

Wah Ternyata Ada Loh Sastra Anak, Yuk Kenali 10 Jenisnya!

Don't just teach your children to read, Teach them to question what they read. Teach them to question everything. (George Calin) Selama ini kita mungkin sering kebingungan dengan pilihan dan jenis buku untuk anak-anak. Buku bacaan anak-anak sebetulnya sudah mempunyai standar sendiri. Jenisnya juga lebih beragam karena sesuai dengan usia dan kemampuan membaca anak. Tapi tahukah kalau sebetulnya buku-buku yang beredar itu termasuk sebagai sastra anak? Pada dasarnya sih, sastra anak ini adalah buku dengan segala jenis bentuk dan genre yang memang sengaja ditujukan untuk anak-anak dan remaja. Tema dan gaya penceritaannya beragam dengan tujuan membantu pemahaman dan perkembangan mereka. Kalau menurut Dr. Dorothea Rosa Herliany, pakar sastra anak, sastra anak mempunyai banyak bentuk seperti cerita, puisi atau drama. Tujuan dari sastra anak adalah membangun imajinasi, mengajarkan nilai dan norma, juga memahami dunia di sekitar mereka.  Buku anak-anak terkadang menyajikan beragam tema suli